Saat itu biasanya orang akan merasakan deg-degan, keringat dingin, gemetar bahkan sampai ingin pipis. Jika cortisol menyerang bagian otak yang menjadi pusat ingatan (hippocampus) maka bisa jadi saat gugup seseorang menjadi lupa dengan segala hal yang ada di otaknya.
“Setiap kebiasaan buruk adalah sesuatu yang sangat dihargai oleh orang tersebut, karena bisa membuat orang menjadi santai, rileks atau sedikit lebih tenang. Karena jika kebiasaan tersebut tidak dihargai, maka tak mungkin orang tersebut mau terus melakukannya,” ujar psikolog Carol Goldberg dari New York City, seperti dikutip dari Livescience, berikut beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan orang untuk menutupi rasa gugupnya, yaitu:
1. Menggigit kuku.
Ini merupakan kebiasaan yang paling umum karena mempengaruhi sepertiga anak-anak, 44 persen remaja dan 19-29 persen orang dewasa. Kebiasaan ini biasanya diawali dari anak-anak atau karena mengikuti gaya orang lain.
2. Mengisap jempol.
Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh bayi yang memang memiliki dorongan untuk mengisap apapun. Kebiasaan ini bisa berlanjut hingga anak usia 2-4 tahun atau bahkan mungkin sampai remaja.
3. Makan berlebihan.
Orang yang makan terlalu banyak memiliki berbagai alasan termasuk untuk mengurangi kecemasan, frustasi atau kesepian. Alasan orang beralih ke makanan karena konsumsi makanan tertentu dapat meningkatkan rasa bahagia atau membuat orang menjadi tenang.
4. Merokok.
Kebiasaan ini bisa membuat orang kecanduan secara fisik yang membuat orang tergantung dengan nikotin. Zat tertentu menyebabkan perubahan senyawa kimia di otak yang menimbulkan perasaan tenang dan kesenangan tersendiri.
Tidak mudah memang untuk langsung mencapai hal tersebut, tapi cobalah untuk mengalihkan perhatian saat sedang gugup dengan hal lain seperti menarik napas atau minum air putih yang bisa membuat seseorang menjadi lebih tenang.
Kebiasaan buruk ini bisa berdampak pada kesehatan, seperti menggigit kuku dan mengisap jempol dapat menjadi sarana untuk memasukkan berbagai macam bakteri ke dalam mulut, makan berlebihan bisa memicu obesitas yang menjadi faktor risiko berbagai penyakit, sedangkan rokok mengandung berbagai macam zat yang diketahui bersifat karsiogenik.
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s:
Posting Komentar
JANGAN CUMA NGELIAT AJA GAN,KOMENTARNYA JUGA YA,OK!?