Dikutip dari GeniusBeauty, Jumat (13/8/2010) berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh peneliti dari Robert Koch Institute di tahun 2008 mengungkapkan bahwa setiap lima dari warga negara di Eropa yang berusia 11-17 tahun menunjukkan beberapa gejala gangguan makan.
Hal ini menunjukkan sekitar 15 persen dari jumlah anak laki-laki atau laki-laki dewasa muda memiliki gejala tersebut.
Salah satu alasan yang menyebabkan seorang laki-laki menjadi anoreksia adalah adanya keinginan untuk menguasai tubuh dan berat badannya. Para ahli percaya hal tersebut terjadi karena adanya perubahan pemikiran mengenai keindahan bentuk tubuh laki-laki.
Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi ini adalah tren fashion yang banyak menampilkan celana ketat, celana jeans atau jaket yang pas melekat di tubuh. Sehingga memunculkan imej bahwa bentuk tubuh laki-laki yang indah adalah pria bertubuh kurus.
Sebagian besar laki-laki dengan anoreksia memiliki beban berat dari rasa malu untuk membongkar hal tersebut, karenanya tak jarang banyak penderita anoreksia yang tidak diketahui oleh orang-orang disekitarnya.
Selain itu adanya anggapan bahwa laki-laki yang memperhatikan bentuk tubuhnya didominasi oleh laki-laki yang memiliki jiwa seperti perempuan. Padahal sekitar 80 persen laki-laki dengan gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia adalah laki-laki heteroseksual.
Karakteristik anoreksia pada laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama yaitu memaksakan diri untuk kelaparan, ketakutan yang berlebihan untuk menjadi gemuk, bertubuh kurus dan kecenderungan memiliki pola hidup kompulsif.
Untuk mendiagnosis gangguan makan pada laki-laki akan lebih sulit dan membutuhkan waktu dua kali lebih lama dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan laki-laki tidak hanya memaksakan diri untuk menahan lapar tapi juga olahraga berlebihan, sehingga dalam jangka waktu lama laki-laki ini cenderung terlihat sehat dan berotot.