Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam desa Miangas, kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan masalah perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 km². Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa adalah sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil. Pulau Miangas memiliki jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa (2003) dengan mayoritas adalah Suku Talaud. Perkimpoian dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi dikarenakan kedekatan jarak dengan Filipina. Bahkan beberapa laporan mengatakan mata uang yang digunakan di pulau ini adalah peso.















Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama La Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut.
Hallo.visitors maaf ya baru bisa posting sekarang soalnya ane lebaran pulang kampung,jadi ane ga  bisa posting gan soalnya disana ga ada internet di kampung.hehe.kalo gitu langsung aja deh.saya admin fahricaptures mengucapkan

Teduhnya Kampung 99 Pepohonan

"LombaBlogDepok 17 Juli – 17 September 2010″




Uniknya tempat ini adalah area pribadi, tapi karena penghuninya cinta lingkungan terus senang kalau kedatangan tamu maka jadilah tempat ini sering mendapat kunjungan wisata.

Kalau lihat pohon baris kayak gini kebayang deh pasti adem. Sayangnya nih pemandangan begini susah banget dicari dikota - kota besar. Makanya kebayang nggak, kalau tempat ini ternyata tidak jauh dari pusat kota. Kampung 99 Pepohonan, begitu namanya terletak dikawasan Meruyung Depok, Jawa Barat.

Dilokasi ini ada berbagai beraktivitas yang berkonsep kembali ke alam. Dengan luas lahan 5 hektar memang banyak banget aktivitas yang bisa dilakukan disini, mulai dari menanam pohon, padi dan sayuran bikin roti sampai tangkap ikan.

Disini baik penghuni maupun pengunjung dilarang menebang pohon, memetik daun apalagi buang sampah sembarangan. Sudah pernah pegang rusa belum ? Nah.. lima ekor rusa jenis timorensis yang dipelihara disini. Sambil kasih makan Jihad pun bagi - bagi pengetahuan soal rusa. Disebelah kandang rusa ada kandang kambing etawa.

Naik sampan juga jadi salah satu rekreasi yang patut dicoba. Cukup membayar 5 ribu rupiah anak - anak bisa merasakan asyiknya bersampan di sungai irigrasi yang merupakan peninggalan jaman Belanda itu.

Yang unik Kampung 99 Pepohonan ini awalnya tidak dibikin untuk tempat wisata. Benar - benar sekadar tempat tinggal bagi Eddy Jamalluddin Suedi beserta anak - anak dan menantunya serta kerabat. Tapi karena pada dasarnya keluarga cinta lingkungan lahan kosong yang mereka tempati tahun 2005 itu pun dibenahi.

Acara demi acara yang berlangsung dilahan luas milik Pak Eddy ini lama - lama menyebar dari mulut ke mulut dan jadilah Kampung 99 Pepohonan dikenal sebagai tempat wisata dengan konsep kembali ke alam. Sekarang ini ada 10 kepala keluarga yang menghuni kampung 99 Pepohonan. Masing - masing tinggal dirumah panggung yang bisa disewa sebagai tempat penginapan.

Keberadaan Kampung 99 Pepohonan di Depok ini memang unik, kepedulian semua anggota keluarga terhadap kelestarian lingkungan dan mau membuka diri dengan menjadikan lahan mereka sebagai tempat masyarakat belajar sekaligus wisata. Moga - moga bisa menjadi inspirasi terutama bagi mereka yang punya lahan luas. Siapa sih yang tidak rindu melihat anak - anak bisa bermain sebebas ini ? (Sup/Dv).







"LombaBlogDepok 17 Juli – 17 September 2010″
Masjid Kubah Emas Magnet Baru Kaum Muslimin

INNChannels, Jakarta - Masjid Dian Al Mahri atau lebih dikenal sebagai kubah emas begitu fenomenal dalam kurun waktu setahun belakangan. Masjid ini menjadi ikon dan magnet baru bagi muslim Indonesia.

Masjid ini membuat takjub siapapun yang pernah melihatnya, yaitu kubahnya yang terbuat dari emas. Tak heran jika masjid tersebut lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas Depok. Masjid termegah di kawasan Asia Tenggara.

Sangat luar biasa, itulah kalimat pertama yang diucapkan pengunjung saat pertama kali melihat Masjid Dian Al Mahri di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok. Sebuah masjid megah berkapasitas 20 ribu jemaah tampak berdiri kokoh di atas lahan seluas 70 hektar. Bangunan masjid memiliki luas 8.000 meter persegi yang terdiri dari bangunan utama, mezanin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, ruang sepatu dan ruang wudu. Masjid ini mampu menampung 15 ribu jemaah shalat dan 20 ribu jemaah taklim.

Masjid yang indah dan megah ini membuat rasa penasaran pengunjung luar Jakarta untuk datang secara langsung melihat keunikan masjid ini. Mereka datang dari berbagai daerah, baik yang ada di sekitar Bogor, Bandung, maupun kota dan daerah lain di luar Jawa Barat dan Pulau Jawa. Seolah tak kenal waktu, siang dan malam pengunjung terus berdatangan silih berganti, seperti ada magnet spiritual yang begitu kuat menarik mereka.

Seperti yang dialami pengunjung bernama Rusdi. “Saya jauh-jauh datang dari Lampung ke sini karena penasaran saja ingin melihat masjid yang katanya terbuat dari emas. Tadinya saya kurang yakin, apa benar ada masjid dibuat dari emas. Tapi, setelah melihat sendiri, saya percaya,” kata pria paruh baya itu yang juga menyempatkan diri shalat Jumat di Masjid Kubah Emas.

Masjid ini telah resmi dibuka untuk umum bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, 31 Desember 2006. "Pembangunannya memang sudah berlangsung sejak tahun 1999, namun baru dibuka untuk umum 31 Desember 2006. Setelah shalat Idul Adha, pemilik masjid langsung meresmikan masjid ini.

“Saat itu, tak kurang dari lima ribu jemaah mengikuti pro-sesi peresmian masjid ini," kata Ir H Yudi Camaro MM, pengelola Masjid Dian Al Mahri. Selain masjid, lahan di sekeliling masjid juga dijadikan islamic centre. “Ada lembaga dakwah dan rumah tinggal sebagai tempat aktivitas keagamaan di kompleks masjid ini, “tambahnya.

Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Halaman dalam berukuran 45x57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia. Sedangkan untuk parkir, disiapkan lahan seluas 7.000 meter persegi yang mampu menampung kendaraan 300 bus atau 1.400 kendaraan kecil.

Sedangkan teknologi pemasangan emas pada kubah masjid dilakukan melalui tiga cara. Pertama, dengan serbuk emas (prada). Teknik prada digunakan pada pemasangan emas di bagian mahkota pilar (tiang kapital) yang ada di dalam bagian interior masjid.

Kedua, teknik gold plating, yakni teknik pemasangan dengan pelapisan emas berbahan dasar kuningan dan tembaga. Digunakan pada pemasangan lampu gantung, railling tangga mezanin, pagar mezanin, ornamen kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langit-langit kubah dan ornamen dekoratif di atas mimbar mihrab.

Ketiga, teknik gold mozaic solid, yakni teknik pemasangan emas dengan ketebalan tertentu, biasanya dengan ketebalan lapisan emas sekitar 2 mm. Teknik ini digunakan pada pemasangan emas di kubah utama dan kubah menara. “Teknik pemasangan emas dan lampu gantung seluruhnya dikerjakan oleh ahli dari Italia,” kata Yudi.

Masjid ini memiliki peraturan yang cukup ketat, misalnya saja anak-anak yang berumur di bawah 10 tahun dilarang masuk ke dalam masjid. Anak-anak ini hanya boleh masuk aula saja. Untuk masalah kebersihan dan kesucian masjid, disiapkan petugas keamanan yang menjaga di sekeliling mesjid. Petugas seringkali dengan ramah mengingatkan pengunjung, misalnya untuk tidak membuang sampah sembarangan atau menginjak rumput.

Di masjid inipun digelar pengajian atau acara ceramah rutin bersama beberapa ustadz yang memang menguasai bidang kajiannya masing-masing. Sehingga masjid ini tak hanya megah secara fisik tapi juga ramai dengan kegiatan-kegiatan keagamaan setiap harinya.

Sumber:INN channel

ShoutMix chat widget